Minggu, 08 Juli 2012

Cakil [makrifat]

Pada suatu hari yang cerah Sri Paduka Buto Cakil sedang berjalan jalan mencari
angin mengelilingi daerah kekuasannya di Republik Buto, seketika dia berhenti
disebuah pondok pesantren yg mempunyai ribuan santri, rupanya dia tahu itu
adalah pesantren beraliran cenderung radikal dan tidak kompromi dengan
budaya setempat, maka dia pun masuk langsung menemui pimpinan dari
pondok tersebut dengan kesaktiannya, seketika sang kyai pemimpin pondok itu
terkejut ketika tiba2 didepannya sudah berdiri makhluk berwujud manusia tapi
buruk rupa dan bermahkota, sang kyai pun tampak komat kamit membaca ayat2
suci dengan maksud untuk mengusir si makhluk itu, tapi sang paduka buto cakil
tampak tenang tenang saja dan memulai pembicaraan
Cakil : "sudahlah kyai percuma komat kamit utk mengusirku, karena aku tidak
bermaksud jahat"
kyai : "Hai siapa kamu? demit setan iblis keluar dari ruanganku!!"
cakil : "apa begitu sambutan seorang ahli agama terkemuka terhadap sesama
makhluk tuhan?"
kyai : "kamu ini siapa? mau apa kemari? disini adalah pesantren tempat yang suci
dan makhluk kafir sepertimu haram hukumnya datang kesini"
cakil : "perkenalkan aku adalah Cakil penguasa Republik Buto yang menjadi
cerminan dari republik tempat kamu berada, memang benar aku ini bukan
manusia sepertimu tapi aku juga sama2 makhluk Tuhan yg punya hak hidup
sedangkan maksud kedatanganku adalah untuk emnguji seberapa pintarnya
kamu karena kulihat santrimu sudah ribuan dan lulusannya banyak yg menjadi
orang2 sukses, jika kamu merasa kurang cukup pintar untuk beradu wawasan
denganku maka aku akan pergi dengan sukarela"
kyai : "kurang ajar, berani2nya kamu setan mengatakan aku kurang pandai
dibanding kepintaranmu, perlu kamu ketahui derajat manusia itu lebih mulia
dibanding makhluk2 rendah semacam kamu dan sejenisnya, maka hendaklah
kamu tobat dan mengikuti agamaku serta nyantri kepadaku supaya kamu
selamat masuk surga tidak dilaknat oleh Tuhan"
Cakil : "hehehehehehe, emangnya itu surga kepunyaan simbahmu kok berani
beraninya menvonis aku bakal masuk neraka kalo tidak masuk kedalam
agamamu, aku hidup memang sebagai buto bahkan raja dari para buto
sedangkan aku punya darma tersendiri yang aku jalani sebaik baiknya yaitu
menggoda manusia, sedangkan darma kamu sebagai manusia adalah berbuat
baik seperti halnya yg tercantum di kitab agamamu itu"
kyai : "lha memang benar to kalau setan dan sejenisnya ya termasuk kamu itu
bakalan masuk neraka karena dilaknat Tuhan, sedangkan golongan yg selamat
sampai surga adalah yg menganut agamaku titik, tidak ada keraguanku atas itu
semua, maka bertobatlah kamu dan ikutilah aku sebelum terlambat"
cakil : "sudah kubilang emangnya itu surganya simbahmu, kamu ini suka bikin
lelucon aja, itukan katanya kitabmu yang ditafsirkan macam2 oleh pemuka2
agamamu dan juga kamu sendiri, apa kau pikir dengan mengutip ayat2 dari kitab
sucimu maka sudah bisa dikatakan ahli agama? kalau menurutku masih jauuuh,
bahkan aku buto yang kafir ini lebih mengerti agama dibanding kamu ini"
kyai : "heemmm baiklah kalo kamu tidak mau bertobat, kalo begitu kamu tanya
apa saja tentang agama maka apabila tuhan mengizinkan aku bisa menjawab
semoga bisa menjadi bahan renungan buatmu utk segera bertobat"
Cakil : "baiklah pak kyai yang terhormat, kalo boleh saya yang kafir ini bertanya,
bagaimana caranya dzikir yg bermakrifat dan tingkatannya?"
kyai : "haha itu pertanyaan gampang, baiklah aku jawab, dzikir itu adalah
mengingat Tuhan dan hanya ada dua tingkatan yaitu dzikir terucap dan dzikir
tersembunyi atau sirri, dzikir yg zahir atau terucap itu ya menyebut asma Tuhan
atau bacaan yg diajarkan oleh rasulku dengan jumlah tertentu tanpa dikurangi
atau ditambahi, apabila dikurangi atau ditambahi atau juga bukan yg nabi
ajarkan maka itu termasuk bid'ah dan sesat, dan yg dimaksud dzikir sirri adalah
dzikir halus dimana kita mengingat Tuhan dimanapun dan dalam kondisi apapun,
sedangkan hubungannya dengan makrifat adalah pemahaman kita yg arif
menyikapi tuntunan nabi tersebut, sebaik baik pemahaman adalah pemahaman
salafus soleh atau orang2 terdahulu yg dekat dengan nabi, sedangkan umat
sekarang bukan salafus soleh maka harus mengikuti salafus soleh supaya menjadi
makrifat atau arif"
cakil : "heemmm.......jawabanmu memang cerdas tapi masih terpasung oleh
ruang waktu di masa lampau, kamu lupa bahwasanya kamu hdiup dijaman
sekarang yg sudah modern, sedangkan orang2 salaf yg kamu idolakan itu sudah
mati"
kyai : "aku hanya berpatok pada dalil yg mengatakan diantara 73 golongan hanya
ada satu yg selamat yaitu golongan ahlusunnah waljamaah tidak dengan yg
lainnya termasuk yg setia dengan budaya2 setempat yg bid'ah itu, golongan
ahlus sunah itu ya yg mengikuti manhaj salafus soleh, sedangkan sebaik baik
golongan ya mereka itu, titik, maka sudah pasti mereka itu makrifat"
cakil : "yaa itu sih terserah kamu kalau mau terkurung dimasa lalu, kamu sebagai
pemuka agama seharusnya bisa melihat kedepan tidak hanya berpatokan pada
masa lalu, salah satu ciri makrifat adalah lebih dari sekedar berkaca pada masa
lalu atau melihat di masa depan yaitu dengan menyimpulkan awal akhir
kehidupan, sangkan paraning dumadi, dumadining sangkan paran"
kyai : "hahahah mana dalilnya, ngaco kamu istilah2 kejawen itu tidak ada
didalam kitab suciku, itu bid'ah namanya"
cakil : "aku hanya berpedoman pada kitab teles yaitu yg merasuk kedalam semua
kitab garing dan semua ciptaanNya, sedangkan apa yg kamu kutip dan baca itu
hanya salah satu kitab garing yg kamu pahami ikut2an orang2 sebelum kamu,
mosok beragama kok cuman ikut2an kayak ikut parpol buto aja"
kyai : "huuusss berani beraninya kamu melecehkan kitab suci dan agamaku,
dasar buto kafir!! sudah sekarang aku mau tahu apa jawaban atas pertanyaanmu
sendiri tentang dzikir bermakrifat itu"
cakil : "begini ya pak kyai, sebelum masuk ke makrifat maka akan aku jelaskan
dulu tingkatan dzikir dibawahnya yang pertama adalah dzikir secara syar'i dulu
yaitu menyebut asma tuhan dengan jumlah tertentu sesuai tuntunan nabimu,
atau juga dengan jumlah tertentu yg tidak dicontohkan nabimu juga tidak apa2
asal niatnya baik"
kyai : "terusss??"
cakil : "lalu yg kedua adalah dzikir tarekat, yaitu menyebut asma tuhan sebanyak
banyaknya tanpa hitungan hingga menjadikan jiwa2 manusia yg berdzikir itu
tenang dan damai, lalu yang ketiga adalah dzikir hakekat yaitu mengambil
hikmah dari segala ciptaanNya, didalam segala ciptaaNya termasuk aku yg jelek
ini terbersit asma2Nya, lihat dan rasakan itu maka kamu telah berdzikir secara
hakekat, apabila kamu hanya berpatokan pada jumlah saja, maka kamu hanya
bisa bersyariat saja tapi masih jauh dari yg dinamakan makrifat"
kyai : "terserah apa katamu, yg penting aku hanya menjalankan tuntunan nabiku
tanpa merubah sedikitpun dari beliau, apabila diperdengarkan ayat2 tuhanku
maka tunduk dan takluklah, kalau tidak mau tunduk dan takluk ya bakalan masuk
neraka, o iya kamu belum menjawab pertanyaanmu sendiri tentang dzikir
bermakrifat itu"
cakil : "huahahahah itulah bedanya manusia kebanyakan dan buto sepertiku,
kamu sebagai wakil dari kebanyakan manusia hanya beragama karena ikut2an
lebih2 takut ancaman masuk neraka, maka yg kamu bisa adalah mengutip ayat
secara tersurat tapi sedikit tahu yg tersirat, itu disebabkan pemahaman kamu
tentang agama hanya bisa tunduk takluk dan terkurung masa lalu, ini lain dengan
agamaku sebagai buto, aku belajar tentang kejahatan dari mbah iblis dan belajar
kebaikan dari para orang2 suci termasuk nabimu itu, aku bisa melihat di
kegelapan malam dan terangnya siang, maka dengan mudahnya aku menggoda
manusia yg hanya belajar di kegelapan saja atau terang benderang saja, aku
belajar tanpa rasa takut terhadap ancaman apapun termasuk nerakanya
simbahmu itu, maka dari itu aku bisa menerangkan sedikit tentang makrifat
kepadamu, apabila kamu masih terkurung pada kitab dan agamamu maka
mustahil kamu bisa bermakrifat dan mengalahkankan godaanku itu"
kyai : "yah kamu boleh sombong tidak takut neraka, tapi kelak diakhirat kamu
akan tahu akibatnya"
cakil : "huahahahahah kamu ini kyai yg lucu, jelaslah aku ini sejenis buto tentu
saja sombong dan jahat serta kafir pula, tapi aku sombong dan jahat itu
dimaksudkan supaya kamu tidak mengikutiku dan menjadi orang yg rendah hati
yg bersyukur, tentu saja aku tidak takut neraka wong hakekat neraka bagi ahli
makrifat itu tidak ada, orang yg makrifat yakin betul rahman dan rahimNya itu
tanpa batas maka neraka itu tidak ada, yang ada adalah surga tanpa batas"
kyai : "huuusss berani2nya bilang neraka tidak ada, bagaimana dengan nama2
neraka di kitab suciku seperti jahanam, jahiim, huthomah, saqar, wail dsb itu?
apa kamu pikir itu isapan jempol belaka?"
cakil : "huahahahahahah bolehkah aku ketawa sombong
dulu.....huahahahahaha....kamu ini seperti anak kecil aja yg ketakutan ditakut
takuti kalo suka rewel, ya seperti itulah keimanan kamu itu, asal kamu tahu aja,
manusia masuk neraka itu karena kesalahannya sendiri, sejak didunia manusia
sudah menciptakan nerakanya sendiri seperti memelihara nafsu amarah, suka
merugikan orang lain, pendendam, serakah dsb, kamu pikir enak yah hidup
sebagai pemarah yg benci terhadap orang2 yg kamu cap kafir itu? itulah
nerakamu yaitu sifat pembencimu itu, coba kalau dibikin enak dan santai maka
kamu akan bisa mengambil hikmah dan manfaat dari orang2 yg kamu anggap
kafir itu, maka inilah ciri orang yg bermakrifat"
kyai : "lha kan di kitabku tertulis bahwa tuhan membenci orang2 yg kafir dan
juga murka kepada mereka"
cakil : "huahahahahaha..........boooss kyai, ente dapat pemahaman dari mana
kalau tuhan membenci ciptaanNya? kamu pikir Tuhan menciptakan orang2 yg
kamu anggap kafir untuk Dia benci? yg menjadi kata kitab sucimu yg mengatakan
tuhan benci itukan bermaksud membahasakan bahasa tuhan ke bahasa manusia
yg dimaksud adalah kalau berbuat jahat maka akan jauh dari sifat2
ketuhanan,lagian kalo tuhan bener2 benci sekarang pun sudah memasukkan
setan dan kawan2 kedalam neraka paling dalam, tapi nyatanya kami masih
enjoy2 aja tuh, masih bisa makan minum dan menggoda manusia dengan enak,
baik dan jahat itu semua ciptaan tuhan dan punya fungsi masing2 yg menjadi
bagian alam semesta ini, maka berpikir dan pahamilah alam semesta ini secara
menyeluruh menjadi satu kesatuan kesetimbangan dan gotong royong yg luar
biasa, tidak sepotong sepotong atau bersikap anti, maka pemahaman yg
menyeluruh lintas ruang waktu baik jahat adalah ciri dari bermakrifat"
kyai : "terserah apa katamu itu, kamu ini setan dan kamu ini pembohong besar,
aku tidak akan pernah mengikutimu"
cakil : "hihihihi........aku ini memang buto yg suka menggoda manusia utk
berbuat jahat dan aku memang setan, aku memang pembohong dan benar
bahwasanya aku memang tidak patut untuk dicontoh, tapi aku jujur mengakui
kalo aku ini jahat dan kafir, bandingkan dengan manusia yg mengaku alim taat
beragama tapi perilaku dibelakangnya jahat melebihi setan, aku berbuat jahat
karena panggilan darma sebagai penguji manusia, sedangkan manusia yg
kesetanan berbuat jahat karena demi menuruti hawa nafsunya sendiri, mana yg
kelihatannya enak dan menguntungkan maka itulah yg dituruti tidak peduli akan
merugikan pihak lain, kamu pikir mana yg lebih jahat antara setan yg ngaku jahat
tapi jahat dengan manusia yg katanya mulia yg mengaku baik, alim taat
beragama tapi dibelakangnya sangat jahat bahkan melebihi setan?"
kyai : "yayayayaya....aku ngaku kalah, emmag selama ini aku hanya berpedoman
pada kitab suciku semata secara tersurat, kamu ini memang setan yg
berpengetahuan luas, bahkan aku malu mengakui diriku harus belajar lagi"
cakil : "huahahahah kamu emang berani mengakui kalo kamu barusan kalah
berdebat dengan buto jelek dan kafir ini dihadapan santri2mu yg ribuan itu?
kamu emang paling jago kalo ngaku benar, tapi penakut kalo ngaku salah
dihadapan orang2 yg berseberangan denganmu, apa ini yg dicontohkan oleh
nabimu itu? padahal juga salah satu ciri bermakrifat adalah mengakui kesalahan
sendiri dan membenarkan pendapat orang lain dalam arti lebih melihat kedalam
diri utk melihat hikmah diluar diri kita atau mulat sarira"
kyai : "iya mbah cakil saya memang khilaf, bolehkah saya belajar ilmu makrifat
dari mbah cakil ini?"
cakil : "huahahahah karena kamu sudah mengaku salah, maka aku akan
menjelaskan apa makna dari dzikir bermakrifat itu, aku hanya bisa
mengumpamakan apabila berdzikir secara hakekat itu ibarat mengambil manfaat
dari terangnya sinar lentera, maka bermakrifat itu ibarat menjadi lenteranya yg
menjadi sumber cahaya dari kehidupannya sendiri serta bagi orang lain, kalau
memakai bahasa kejawen adalah jumeneng kalawan pribadi, kalau bahasa
arabnya adalah qiyamuhu binafsihi, terserah kamu suka istilah yg mana bebas
saja"
kyai : "lalu apa yg harus saya lakukan untuk bisa menjadi lentera bagi diri saya
sendiri dan orang lain mbah buto?"
cakil : "huahahahahahahah berat sekali cah bagus, kamu harus melepas
surbanmu yg segede ban vespa itu lalu kamu cukur gundul rambut serta jenggot
panjangmu itu, kamu juga harus melepas semua pakaianmu hingga telanjang
bulat lalu mandilah di mata air kehidupanmu sendiri untuk membersihkan segala
ego yg mengotori dirimu yg disebabkan oleh pakaian, surban serta gelarmu itu,
percayalah bahwa pakaian jubah, surban, gelar dan jenggotmu itu hanya menjadi
kotoran bagi hatimu karena menjadikannya sebagai aksesoris belaka supaya
dianggap alim dan taat beragama"
kyai : "baiklah akan saya lakukan itu sebisa saya, lalu kalo boleh saya tahu apa
makna makrifat yg sebenarnya mbah buto?"
cakil : "huahahahah aku hanya tahu sedikit cah bagus, maka yg bertanya
barangkali lebih makrifat dari yg ditanya"

0 komentar:

Posting Komentar