Kamis, 12 Juli 2012

Ilir ilir

Lir-ilir, lir-ilir
j tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak hiyo…
Sayup-sayup bangun (dari tidur)
Pohon sudah mulai bersemi,
Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru
Anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,? (blimbing apa??)
walaupun licin(susah) tetap panjatlah untuk mencuci pakaian
Pakaian-pakaian yang koyak(buruk) disisihkan
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung terang rembulannya
Mumpung banyak waktu luang
Mari bersorak-sorak ayo…
Tembang diatas sungguh luar biasa maknanya, kanjeng Sunan memberikan
pelajaran hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah dan mudah diingat,
coba mari kita kupas bait perbait dari makna tembang ini,
1. Lir-ilir, lir-ilir tembang ini dimulai dengan ilir-ilir artinya bangun-bangun
atau bisa diartikan hiduplah (sejatinya tidur itu mati) bisa juga dimaknai
sebagai sadarlah. Tetapi apa yang perlu dibangunkan? yaitu hidup kita
(ingsun) hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? fikiran? —terserah kita yang
penting disini ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada
unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan
ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan berdzikir. dzikir yang
bagaimana??? (kita tanyakan pada diri kita masing-masing). dengan
berdzikir maka ada sesuatu yang dihidupkan.(kita fikirkan ini)
2. Tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
kemudian dilanjutkan dengan bait berikutnya, bait ini mengandung
makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang
dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Apakah ini pohon
dhohir? tentu tidak pohon disini adalah pohon kalimatan toyyibah. yang
akarnya tetap tertancap di bumi dan cabangnya ada empat serta tiap
cabangnya menghasilkan buah makrifat atas izin Tuhannya.
3. Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi, Lunyu-lunyu yo penekno
kanggo mbasuh dodotiro. Bait ini memberikan petunjuk bahwa untuk
mencapai buah dari pohon itu kita harus jadi anak gembala, apa yang
kita gembala? ya diri kita sendiri yang perlu kita gembala, hawa kita,
nafsu kita yng perlu kita gembalakan, kita didik dan kita jadikan
kendaraan untuk bisa mencapai buah dari pohon toyyibah itu. Susah
susah ya ambil buah itu, meskipun susah buah dari pohon itu harus kita
ambil untuk mencuci pakaian kita, pakaian dhohir? tetnu bukan, pakaian
disini adalah pakaian Taqwa, pakaian taqwa ini harus kita cuci dengan
buah dari pohon itu.
4. Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir, Dondomono jlumatono
kanggo sebo mengko sore, Pakaian kita (taqwa) harus kita bersihkan,
yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga
menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.
Kemudian jika pakaian kita sudah dibersihkan, sudah kita rajut sangat
indah maka pakaian kita itu kita kenakan, kita pakai untuk kembali ke
Tuhan (Inna LILLAH).
5. Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane, Yo
surako… surak hiyo… Bait ini mengingatkan kita untuk cepat-cepat
bangun/sadar, cepat mengambil buah dari pohon toyyibah, kemudian
mencuci pakaian dengan sari buah/air dari pohon toyyibah tersebut
untuk mencuci pakaian kita (pakaian Taqwa). dengan pakaian Taqwa itu
kita kembil ke Tuhan dengan menggunakan pakain yang indah. sehingga
kita kembali ke pada-NYA sebagai Muttaqin.
Mumpung masih ada kesempatan, mari kita cepat-cepat untuk mengambil buah
Itu, untuk bisa mencapai buah itu, kita harus bangun/sadar/nglilir dari tidak
sadar/tidur, karena untuk mencapai buah itu sangat licin, mudah terpeleset jadi
harus sadar, untuk bisa sadar harus Dzikir karena Dzikir itu untuk menyadarkan
ruh kita dan mengingat Tuhan. (Keluar dari Lupa, masuk Kepada Ingat)
sehingga kita bisa mengambil buah itu, kita pakai untuk mencuci pakaian Taqwa
kemudian kita
Inna LILLAHI wa Inna ILLAIHI ROJIUUN. “sesunggunya saya dari Alloh, dan
kembali kepada Alloh”. Amiin
Semoga bermanfaat,

0 komentar:

Posting Komentar