Minggu, 08 Juli 2012

Filosofi pandawa

Filosofi PANDAWA LIMA
1. Jempol – Yudistira: sebagai kakak tertua yang
menaungi dan sebagai contoh sopan santun
dalam hidup, Yudhistira adalah salah satu
karakter yang nerimo, dalam artian, Yudhistira
adalah orang yang selalu menyatakan,
“silahkan” “monggo” dalam hal ini, masyarakat
Jawa selalu menggunakan jempol untuk
menunjukkan arah, (kesopanan), atau
menyatakan persetujuan (kalo ini kayaknya
universal ya)
2. Jari Telunjuk – Bima: sebagai raksasa, Bima
dikenal sebagai orang yang lurus dan terus
terang, walaupun keras dan apa adanya,
bahkan dia hanya menggunakan Kromo Inggil
hanya kepada gurunya, Dewa Ruci. Bima
dikenal sebagai orang yang keras dan berusaha
mengingatkan dengan galak. Masyarakat kita,
jika memarahi orang atau mengingatkan orang,
akan menggunakan jari telunjuk yang teracung,
simbolisme Bima yang sedang mengingatkan
kesalahan kepada orang lain.
3. Jari Tengah – Arjuna: lelananging jagad yang
dikenal sebagai impian setiap wanita. Dalam
pewayangan Inda, Arjuna tidak digambarkan
sebagai orang yang tampan sekali, bahkan
karena kegemarannya untuk keluar-masuk
hutan, Arjuna digambarkan penuh brewok dan
kasar tampangnya. Arjuna dikenal sebagai
impian setiap wanita, karena dia mampu
“menyenangkan” (hati) para wanita.
4. Jari Manis – Nakula: sebagai kakak kembar
dari Sadewa, Nakula sebenarnya lebih tampan
daripada Arjuna, dan Nakula adalah simbol dari
ketampanan, keindahan, dan keharmonisan.
Oleh karena itu, cincin sebagai asesoris, dan
sebagai lambang ikatan pernikahan, diletakkan
di jari manis, sesuai dengan sifat Nakula yang
tampan, indah dan harmonis
5. Jari kelingking – Sadewa: adik terkecil dan
adik kembar dari Nakula, digambarkan sebagai
wayang yang paling mampu membawa
kestabilan dan kebersihan. Nakula bahkan di
salah satu kisah, adalah satu satunya wayang
yang mampu meruwat (membersihkan) Bethari
Durga untuk kembali ke bentuk awal beliau
(Dewi Uma). Jika dikembalikan ke fungsinya,
hanya kelingking yang mampu membersihkan
kotoran di tempat yang tersembunyi (maap:
lubang hidung, telinga)

0 komentar:

Posting Komentar