Martabat Tujuh
1. Merupakan hakekat Dzat mutlak yang kadim. Artinya; hakekat Dzat yang lebih
dulu, yaitu Dzatullah, yang menjadi wahana alam Ahadiyat yang ada adalah
pohon kehidupan yang berada dalam jagad yang sunyi senyap segalanya, dan
belum ada sesuatu apapun
2. Hakekatnya cahaya, yang diakui sebagai tajalinya Dzat di dalam nukat gaib,
sebagai sifatnya Atma, menyebabkan adanya alam Wahdat
3. Diakui sebagai rahsa Dzat, sebagai namaNya, menyebabkan adanya alam
Wahadiyat
4. Berasal dari nur muhammad, itulah hakekat Sukma yang diakui sebagai
keadaan Dzat sebagai tabirnya Atma, menyebabkan adanya alam Arwah
5. Keadaan nur muhammad dan tempat berkumpulnya darah seluruhnya adalah
hakekat angan-angan yang diakui sebagai bayangan Dzat, sebagai ikatannyaNya,
menyebabkan adanya alam Mitsal
6. Hakekat Budi, diakui sebagai hiasannya Dzat, sebagai pintunya Atma,
menyebabkan adanya alam Ajsam
7. Hakekat Jasad yang meliputi 5 warna yang bergerak , yang diakui sebagai
Wahana Dzat, sebagai tempat Atma, menyebabkan adanya alam Insan Kamil
Selanjutnya tentang Kenyataan dalam alam Hukmi ;
1. Alam Ruhiyah – alam nyawa
2. Alam Sirriyah – alam perwujudan budi ( jasad) dan disinilah adanya 4 nafsu
inti ; – Lawwammah cahayanya hitam disebut alam Nasut
- Amarah cahayanya merah disebut alam Jabarut ( antara lain khodam ada
disini )
- Sufiah cahayanya kuning disebut alam Latut
- Muthmainah cahayanya putih disebut alam Malakut
3. Alam Nurriyah-alam cahaya
4. Alam Uluhiyah-alam Ke-Tuhanan
Dalam proses perjalanannya adalah dengan 2 cara yaitu ;
Taraqih ( Mendaki ) :
1 Semua orang mengandalkan kemampuannya sendiri2 baik mulai dari
mengandalkan muka, suara, ilmu pengetahuan atau fisiknya untuk mendapatkan
uang atau materi, jelas sudah bahwa kita selama ini disibukkan dengan urusan2
fisik sehingga makin tebal saja untuk dapat melihat Tuhan, maka dapat dikatakan
kebanyakan manusia terhijab pandangannya untuk melihat Tuhan oleh dinding
yang paling Luar atau alam Ajsam ini
2. Manusia adalah makhluk yg berjiwa dan diberikan akal dan hatinya sehingga
lebih maju daripada manusia yang sekedar mengandalkan fisik saja, namun
Tuhan memberikan akal dan hati inipun rupanya bertingkat2. Kerja akal yang
paling bawah adalah ‘aql atau akal dalam al qur’an afalaa ta’qiluun. Kerja akal
adalah memikirkan sesuatu yang bersifat kealaman, dan dgn akal ini akan
ditemukan kebenaran dan kesalahan serta kebaikan dan keburukan dalam
perspektif duniawi. Demikan juga kerja hati, ia memiliki beberapa tingkatan , yg
terendah adalah qalb atau hati yang selalu berbolak-balik, kadang baik kadang
buruk…dan orang yang biasa menggunakan ‘aql dan qalb ini cenderung akan
serakah pada dunia. Inilah hijab yang lebih tipis dibanding dengan fisik. Lebih
tinggi lagi bila manusia bisa mengaktifkan akal kedua yaitu fikr ( Ta’ala afalaa
tatafakkaruun )yang akhirnya dapat menjangkau hal2 yang tak tampak di dunia
ini. Islam diturunkan dengan membawa kabar gembira juga membawa
peringatan kepada manusia tentang adanya siksa yang pedih di akhirat kelak.
Kebanyakan manusia sulit untuk dapat mengenalTuhan secara sempurna, maka
Rasulullaah Muhammad SAW al mustafa diutus memberikan jalan tengah agar
mereka menyembah Tuhan sesuai kemampuannya, adanya sorga neraka adalah
merupakan motivasi agar mereka menyembah Tuhan. Sayyidina Ali menyebut
manusia seperti itu sebagai pedagang yaitu hanya menyembah Tuhan jika
diancam dgn neraka dan dijanjikan sorga sebagai hadiah, dan dgn fikr-nya yg
sudah terbuka lebih baik dari pada mereka yang masih terkungkung nafsu dan
sudah memasuki pengenalan alam Mitsal
3. Selanjutnya manusia diharapkan mengenal rohnya (nyawa), inilah nyawa yg
membuat jasmani dan jiwa menjadi hidup, jasmani tidak akan dapat bergerak
bila tida dapat perintah dari jiwa, dan jiwa tdk dpt memberi perintah pada
gerakan jasmani jika tidak terdapat roh di dalamnya. Ketika sdg tidur, manusia
tidak bergerak dan tidak merasakan sesuatu karena jiwanya keluar dari jasad,
namun ia tetap dikatakan hidup karena rohnya masih ada dalam jasad. Dalam al
qur’an, Tuhan meniupkan roh manusia ini yang berasal dari roh-Nya. Roh
berasal dari Tuhan secara langsung adapun jasmani hanyalah gambaran maya
saja dan bisa enjadi penghalang bagi manusia yang tidak mampu menangkap
rahasia diciptakannya jasmani tersebut. Mengenal Tuhanpun dapat dilakukan
melalui jasmani dengan menganggapnya sebagai gambaran dari Wajah Tuhan,
adapun Dzat sesungguhnya adalah dalam Rahsa, sedangkan jiwa adalah
gambaran dari perbuatan, nama dan sifat Tuhan, sama seperti alam semesta ini
juga sebagai tajaliNya
4. Roh manusia satu dan roh manusia lainnya juga satu, karena dari sumber yang
satu yang bersumber dari Nur Muhammad dalam alam Wahidiyat dan roh
manusia ini hanyalah titipan kecil dari Roh Agung kepada roh kecil di dunia
5. Roh Agung pada Martabat Wahdah ini bukan lagi sebagai makhluk, namun
lebh dekat dengan sifat keTuhanan, Dia adalah satu namun bukan Tuhan namun
bukan lagi makhluk dan tidak berkaitan dengan mahkluk
6. Bila kita dapat menggulung semuanya menjadi satu termasuk sifat Hayyun
atau Maha hidup dalam Martabat Wahdah maka akan timbul Dzatullah
7. Tiada bernama, berawal-berakhir, tiada bertepi dan keberadaanNya tak dapat
dijangkau dengan nama
Tanazul ( Menurun ) :
1. Dzat Tuhan yang tidak bernama, karena tidak satupun yang mampu mewakili
KeberadaanNya, tiada berawal dan berakhir serta Maha Esa, tidak ada yang
dapat mengenalNya karena tidak ada yang lain selain diriNya, Dia berkeinginan
menciptakan makhluk agar makhluk itu mengenalNya…Penampakan Tuhan ini
berjalan menurun, dan penurunan petama yang Dia lakukan adalah sebagai Nur
Muhammad atau sering disebut Allah dan ini hanya sebuah nama untuk
menyebut diri Tuhan, padahal sejatinya Dia tak dapat dijangkau dengan nama
2. Penurunan ini bukan berarti bahwa Tuhan ada 2, Dia hanya menampakkan Diri
dalam kualitas menurun agar lebih mudah di kenal karena Dzat Tuhan terlalu
suci untuk dikenal, jadi nama adalah jembatan agar Dia mudah untuk dikenal
inilah Martabat Wahdah
3. Tetap dengan penurunan Diri dengan nama Allah ini pun masih sulit dikenal
secara mudah, maka Tuhan menurunkan Diri lagi menjadi bersifat kemakhlukan,
yakni Nur Muhammad yang tidak lagi bernama Allah dan dalam tahap ini bersifat
mendua atau berpasang-pasangan sebagai cikal bakal penciptaan alam semesta
dan tahapan ini biasa disebut dengan Martabat Wahidiyat
4. Dari Nur Muhammad yang bersifat kemakhlukan ini terurai menjadi bagian2
halus yang belum tampak. Itulah roh2 atau alam arwah, roh merupakan sumber
kehidupan bagi tiap2 benda. Kehidupan merupakan syarat mutlak bagi makhluk
untuk dapat mengenal Tuhan
5. Sumber kehidupan berupa roh tersebut tidak akan mampu mewakili keinginan
Tuhan jika tidak disertai sarana atau wadah. Dalam alam Mitsal ini manusia
sudah ada namun masih berbentuk jiwa. Ia belum memiliki raga, selanjutnya
Tuhan menampakkan DzatNya sebagai wadah perbuatan, nama dan sifatNya,
sehingga muncullah alam Ajsam
6. Tuhan menampakkan diri secara menyeluruh, Raga adalah perwujudan Rupa
DiriNya, perbuatan nama dan sifat alam semesta adalah WajahNya, semuanya
terbungkus sifat kemakhlukan yang serba mendua
7. Setelah mengetahui hakikat diri secara menurun, maka tahulah bahwa alam
semesta hakikatNya adalah gambaran Rupa Tuhan
Kamis, 12 Juli 2012
Martabat Tujuh
Published :
22.03
Author :
wong ndeso
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
~ Perjalanan Sholat Daim ~ Ilmu Hakekat Insan . Cara ‘MENGHILANGKAN’ kemudian ‘MENYATAKAN’ adalah dengan mengetahui tentang PERJALANAN SHOL...
-
~ Sholat 24 jam ~ Ilmu Hakekat Insan . Sholatlah sambil bekerja. Bekerjalah sambil berdiam.. Berdiam sambil berjalan... Tidurlah tetap ...
-
~ Tentang Penciptaan ~ Ilmu Hakekat Insan Hadist di riwayatkan oleh Imam Ali Bin Abi Thalib : “QABLA’AN YAHLUKAS SAMAWATI WAL ARDHI, WAL A...
-
Lir-ilir, lir-ilir j tandure wus sumilir Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi Lunyu-luny...
-
Simbolisasi ksatria dan ke empat abdinya, serupa dengan Ilmu Sadulur Papat Ka Lima Pancer. Di mana Sedulur Papatnya adalah Punakawan dan y...
0 komentar:
Posting Komentar