Sabtu, 07 Juli 2012

Siapa semar itu?

Batara Semar
MAYA adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan
segala sesuatu.
Yang ada itu sesungguhnya tidak ada.
Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.
Yang bukan dikira iya.
Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab
takut kalau keliru.
Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau
tidak jelas.
Di dalam cerita pewayangan, Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi
anugerah mustika manik astagina, yang mempunyai 8 daya, yaitu:
1. tidak pernah lapar
2. tidak pernah mengantuk
3. tidak pernah jatuh cinta
4. tidak pernah bersedih
5. tidak pernah merasa capek
6. tidak pernah menderita sakit
7. tidak pernah kepanasan
8. tidak pernah kedinginan
kedelapan daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau
kuncung. Semar atau Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar, Batara
Ismaya, Batara Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang
Jatiwasesa, Sanghyang Suryakanta. Ia diperintahkan untuk menguasai alam
Sunyaruri, atau alam kosong, tidak diperkenankan menguasi manusia di alam
dunia.
Di alam Sunyaruri, Batara Semar dijodohkan dengan Dewi Sanggani putri dari
Sanghyang Hening. Dari hasil perkawinan mereka, lahirlah sepuluh anak, yaitu:
Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan, Batara Siwah, Batara Wrahaspati,
Batara Yamadipati, Batara Surya, Batara Candra, Batara Kwera, Batara Tamburu,
Batara Kamajaya dan Dewi Sarmanasiti. Anak sulung yang bernama Batara
Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan mempunyai anak cebol, ipel-ipel dan
berkulit hitam. Anak tersebut diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun
di dunia, tinggal di padepokan Pujangkara. Semarasanta ditugaskan mengabdi
kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan Saptaarga.
Dikisahkan Munculnya Semarasanta di Pertapaan Saptaarga, diawali ketika
Semarasanta dikejar oleh dua harimau, ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong
oleh Resi Kanumanasa. Ke dua Harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke
duanya berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi
Kanestren dan yang muda bernama Dewi Retnawati. Dewi Kanestren diperistri
oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Kanumanasa. Mulai saat
itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta.
Sebagai Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara
(tuan)nya. Ia selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan
berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan.
Banyak saran dan petuah hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikan oleh
tokoh ini. Sehingga hanya para Resi, Pendeta atau pun Ksatria yang kuat
menjalani laku prihatin, mempunyai semangat pantang menyerah, rendah hati
dan berperilaku mulia, yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta. Dapat
dikatakan bahwa Janggan Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi.
Siapa pun juga yang diikutinya, hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang
membawa kebahagiaqan abadi lahir batin. Dalam catatan kisah pewayangan, ada
tujuh orang yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta, yaitu; Resi
Manumanasa sampai enam keturunannya, Sakri, Sekutrem, Palasara, Abiyasa,
Pandudewanata dan sampai Arjuna.
Jika sedang marah kepada para Dewa, Janggan Semarasanta katitisan oleh
eyangnya yaitu Batara Semar. Jika dilihat secara fisik, Semarasanta adalah
seorang manusia cebol jelek dan hitam, namun sesungguhnya yang ada dibalik
itu ia adalah pribadi dewa yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.
Karena Batara Semar tidak diperbolehkan menguasai langsung alam dunia, maka
ia memakai wadag Janggan Semarasanta sebagai media manitis (tinggal dan
menyatu), sehingga akhirnya nama Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal
dengan nama Semar.
Seperti telah ditulis di atas, Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau
yang tidak jelas tersamar.
Yang ada itu adalah Semarasanta, tetapi sesungguhnya Semarasanta tidak ada.
Yang sesungguhnya ada adalah Batara Semar, namun ia bukan Batara Semar, ia
adalah manusia berbadan cebol,berkulit hitam yang bernama Semarasanta.
Memang benar, ia adalah Semarasanta, tetapi yang diperbuat bukan semata-
mata perbuatan Semarasanta.
Jika sangat yakin bahwa ia Semarasanta, tiba-tiba berubah keyakinan bahwa ia
adalah Batara Semar, dan akhirnya tidak yakin, karena takut keliru. Itulah sesuatu
yang belum jelas, masih diSAMARkan, yang digambarkan pada seorang tokoh
Semar.
SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan
disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan
tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan
rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya
akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.


0 komentar:

Posting Komentar