Selasa, 02 April 2013

Al Quran Dalam Diri Manusia

AL-QUR’AN DALAM DIRI
MANUSIA
ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ
ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
AL- QUR’AN DALAM DIRI MANUSIA
Di dalam Al-Qur’an ada dua ayat yang
jelas-jelas menyebutkan bahwa Al-
Qur’an itu di turunkan oleh Allah di
dalam diri manusia dengan
menggunakan istilah hati dan dada.
Pertama :
Surah Al-Baqarah ayat 97
“Man kaana ‘aduwwan lijibriila fa-
innahu nazzalahu ‘alaa qalbika bi-
idznillaahi mushaddiqan limaa bayna
yadayhi wahudan wabusyraa
lilmu’miniin.”
Katakanlah : “Barang siapa yang
menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu
telah menurunkannya (Al-Qur’an) ke
dalam hatimu dengan seizin Allah;
membenarkan apa (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan menjadi petunjuk serta
berita gembira bagi orang-orang yang
beriman.
Kedua :
Surah Al- Qiyamah ayat 16
Sesungguhnya atas tanggungan Kami-
lah mengumpulkan Al-Qur’an (di
dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya.
Telah kita ketahui bersama bahwa :
Al-Qur’an itu terbentuk dari titik
kemudian menjadi huruf dan seterusnya
menjadi ayat yang ber-jumlah 6666 ayat
dan menjadi panduan hidup manusia…
kemudian… di masuk-kan pula oleh
Allah ke dalam diri manusia
Pada kesempatan ini mari-lah sama-
sama kita coba untuk mengkaji maksud
sebenar-nya ayat di-atas karena ayat
tersebut sangat JELAS dan MUDAH
untuk di-pahami,
Yang menjadi persoalan-nya sekarang
ialah..
Al-Qur’an yang mana-kah yang di-
maksud-kan?
Al-Qur’an itu sudah berada di dalam hati
manusia (Al-Baqarah 97)
Al-Qur’an itu sudah berada di dalam
dada manusia (Al-Qiyamah 16)
…… sebaiknya tidak perlu di-perdebatkan
lagi ….
Namun…
Siapa-kah Al-Qur’an itu..?
Setiap apa yang di katakan Al-Qur’an
itu adalah Qadim (Kalam Qadim)
ini ber-arti A-Qur’an itu bersifat
Qidam..
Jika ia bersifat Qidam maka ia bukan-
lah Muhadas (yang baru)
Sebab..
Yang baru itu adalah makhluk yang di-
ciptakan-Nya
dan yang di-cipta-kan jika ia ber- bentuk
Roh maka jelas ia makhluk..
Pandangan sebagian Ulama mengatakan
bahwa Al-Qur’an itu adalah Qadim
yaitu : Awal tiada permulaan.
Artinya ..
Kalam yang Qadim yang menjadi Hak
Allah,
Jika ia menjadi Hak Allah
Maka..
Ia tidak boleh bersifat Roh akan tetapi
ia harus bersifat DZAT
Jadi..
Yang bersifat Dzat itulah yang di
turunkan oleh Allah di dalam dada atau
hati manusia,
Siapakah dia..?
Apakah Al-Quran yang berbentuk
Jirim..?
atau Jisim ?
atau Jauharul Fardhi ?
atau Jauharul Basits ?
Jika Al-Qur’an itu berbentuk yang ber-
istilah di atas..
maka apakah dia sebenarnya yang di
masukan oleh Allah di dalam hati
manusia atau di dalam dada manusia..?
Kita wajib mengetahui hal ini sebab dia
berada di-dalam diri kita sendiri, dan
juga menjadi Panduan Hidup kita…
Jika ia sebagai panduan hidup manusia..
maka dapat kita katakan bahwa dia itu
menjadi panduan kepada Roh, Akal,
Nafsu dan Tubuh yang terdiri dari
tulang, daging, urat,darah, rambut, dan
sebagainya,
Tanpa ia semua yang ada pada sebuah
batang tubuh manusia menjadi tiada
berarti sama sekali,
Sebab itu-lah dikatakan mencari sesuatu
di dalam diri..
Apa yang dicari dalam diri..?
Ini adalah isyarat untuk memahami
bahwa Al- Qur’an itu ada di dalam hati
manusia dan ada di dalam dada
manusia,
Mungkin awal-nya kita merasa sulit
untuk memahami bahwa Al-Qur’an itu
ada di dalam diri manusia,
Walau apapun itu…… inilah ketentuan
Allah dalam Al Quran,
Tapi…
Dalam bentuk apakah ..?
Jika berbentuk Al-Qur’an sebagaimana
yang kita ketahui (bentuk kitab yang ada
huruf dan rupa)
Maka itu adalah MUSTAHIL karena tidak
mungkin Al-Qur’an ber-bentuk itu di
masukan ke-dalam jasad kita.
Al-Qur’an adalah panduan hidup dan
mati manusia…
Al-Qur’an adalah Kalam Tuhan, yang
bersifat NUR untuk seluruh alam ciptaan
Tuhan..
Kepada orang yang berfikir.. akan
melihatnya sebagai sesuatu yang Benar
dan Suci dan Bersih dengan tiada
keraguan terhadapnya,
Karena itu layak-lah ia di namakan
Kalam yang Qadim yaitu Kalamullah,
Rasullullah sendiri tidak akan ber-bicara
melainkan pembicaraan-nya adalah Al-
Qur’an,
ini ber-arti berbicara yang benar dan
Haq itu Di dalam Al-Qur’an.
Ada ayat yang meng-gatakan Al-Qur’an
ini sebagai Hablillah (tali Allah)
yaitu tali yang mengaitkan antara hamba
dengan Tuhannya
Jika tali ini tidak di pegang teguh..
maka akan bercerai berai-lah manusia
bersama Allah.
Sedangkan..
Hablillah ini mengenal Tuhan-nya sejak
dari alam Roh dan dia-lah yang
mengakui bahwa Tuhan itu adalah Rabbi
yaitu Tuhan yang mencipta-nya,
Kalam-nya tidak pernah dusta..
Sebagaimana Rasullullah bersabda tidak
mengikut perasaan-nya melainkan
mengikut panduan Al-Qur’an semata-
mata,
KESIMPULAN :
Al-Qur’an itu bukanlah berbentuk
Jirim,Jisim atau Jauhar yang Fardhi
karena istilah tersebut adalah berbentuk-
bentuk dalam wujud ke-benda-an.
Al-Qur’an yang di maksud-kan oleh
Allah swt ini bukanlah berbentuk kitab
yang ber-jilid dan naskah akan tetapi ia
adalah berbentuk Jauhar yang sulit
untuk di lihat dengan mata kasar.
Al-Qur’an tersebut adalah berbentuk Zat,
karena Basits itu adalah sebagian dari
pada Zat yang di ujud-kan oleh Allah
dan sesuai dengan Asma Allah yang
Ma’anawiyah di samping ia adalah
IMAM
Fungsi-nya sebagai IMAM atau
Pemimpin sebagaimana yang di
kehendaki oleh Allah kepada setiap
muslim menjawab-nya ketika di tanya
oleh malaikat Mungkar dan Nangkir di
dalam kubur atau berbentuk Hablillah
(tali Allah).
Karena ia IMAM maka ia adalah
makhluk yang bertaraf Zat Di alam Roh…
Ketika Roh itu di tanya oleh Allah swt
(Bani Isroil ayat 85 dan 86) Maka yang
menjawab pertanyaan tersebut ialah
yang menjadi ketua atau IMAM kepada
Roh, Akal dan Nafsu,
Al-Qur’an adalah Nur Muhammad atau
Hakekatul Muhammadiyah atau di kenal
sebagai Nyawa atau Nafs kepada sumber
segala kehidupan (Al-Basit)
Maka dia juga di kenal sebagai makhluk
La Yakhluqu = Zat yang tidak
menjadikan sesuatu (An-Nahl ayat 17),
Yang jelas…
Al-Qur’an yang di masuk-kan oleh Allah
ke dalam diri manusia itu ialah :
Nur Muhammad atau
Hakekatul Muhammadiyah atau
Diri kebatinan manusia yang sebenarnya
atau
Diri sebenar Diri yang tidak menanggung
dosa,
Karena ia adalah makhluk bertaraf Dzat
maka..
Ia tidak terkecuali dari beribadah kepada
Allah swt ,
Karena..
Ia beribadah dengan nama Shuhud
kepada Wahdah dan juga Kasrah dan
Sir.
Ia juga-lah yang di kenal sebagai
NAFSAHU kepada ayat mengenal diri dan
Tuhan,
Ia juga-lah yang di kenal seagai INSAN
yang Sempurna yang tidak ada cacat
dan celanya.
………………………………..

0 komentar:

Posting Komentar