Kamis, 09 Mei 2013

HAKIKAT ALIF

hakikat alif
Alif terbentuk dari Ulfah (kedekatan) dan
ta’lif ( pembentukan). Dengan huruf inilah
ALLAH menta’lif (menyatukan) seluruh
ciptaanNya dalam landasan tauhid dan
ma’rifah dengan kecintaan penghayatan
iman dan tauhid.
Sehingga Alif ini membuka makna dan
pengertian tertentu dengan banyak bentuk
rupa dan warna yang ada pada huruf-huruf
yang lain. Maka jadilah Alif sebagai
“Kiswah” (pakaian) bagi huruf lainnya. Itu
semua karna kehendak si “Alif ghaib”.
Huruf saja tidaklah memiliki makna, sebab
pengertian tidak terdapat padanya.
Makna dalam dari Alif ibarat nyawa,
sedangkan bentuk huruf adalah ibarat raga.
Ibarat pohon yang di belah sampai ke akar,
dari akar di belah sampai ke biji asalnya.
Lalu dari biji asalnya di belah sehingga
tiada sesuatu apapun. itulah hakikat
kehidupan.
Allah menjadikannya berupa (memiliki
bentuk), padahal tiada.
Huruf berupa lisan ketika diucapkan,
sedangkan makna adalah pengetahuan yang
diketahui sebelum lisan berucap dan
berbuat.
Ia sangatlah halus melebihi kehidupan yang
fana/tiada.
Maka jelaslah Alif adalah Huruf yang paling
utama, Agung dan Mulia Ibarat Adam,
sedangkan Alif di satukan dengan Hamzah.
Hamzah itu ibarat Hawa. Maka lahirlah 28
huruf Hijaiyah seperti lahirnya manusia dari
sebab Adam dan Hawa. Sehingga muncul
pengertian mudzakar Ibnu (lelaki) dan
pengertian mu’annats Binti (wanita).
Seluruh huruf terlahir dari Alif, karna Alif
pada asalnya tegak lurus dimana titik
asalnya isyarat bagi penetapan permulaan
wujud (ada) yang merupakan lawan dari
ketiadaan (adam). Lalu Alif ini ada pada
pengelihatan, sehingga melihat yang benar-
benar ada. Adapun melihat Dzat itu
merupakan cermin ketunggalan sejati yang
menurun pada kesejatian diri.
Maka ketika dikaruniakan pandangan ini,
melihat keberadaannya di dunia ini dengan
cahaya yang terang benderang yang melihat
dengan 127 kejadian. Ketika disebut Alif
yaitu ketika diri sudah tunggal. Lalu
menunjukan apa yang tampak dan terlihat
di dirinya sehingga jadilah Alif. Yang
pertama dijadikan oleh Allah adalah titik ke
esaanNya,
ketika Ku pandang dengan keAgunganKu
maka titikpun menunduk dan mengalir
menjadi garis lurus tanpa akhir (Alif). Alif
pun dijadikan permulaan Kitabnya dan
pembuka huruf karna huruf lain berasal
darinya dan tampak pada dirinya. “IQRO” :
adalah wahyu pertama yang turun kepada
Nabi Muhammad S.A.W. Yaitu membaca
yang dimulai dengan huruf Alif dan diakhiri
dengan huruf Alif.
“Iqro” secara hisabiah nilainya 33. Yaitu 3
kali di peluk Jibril A.S. maka 33 x 3 = 99
Asmaul Husna. Dengan 99 Asmaul husna
inilah Rosulullah s.a.w bisa isro dan mi’raj.
Isra’ mi’raj di surah al-isra’, surat ke 17
berjumlah 111 ayat. 111 = 3 alif.”isra” juga
di awali dgn huruf “alif ” dan di akhiri juga
huruf “alif “ (huruf ” hamzah ” di akhir
adalah satu karakter dengan ” alif “).
Dalam kalimah ” isra” ada huruf alif (akhir)
dimana di bagian atas ada tanda mad
(memanjangkan alif) nilainya 7 an dan nilai
7 ketukan ini adalah sebagai sistem untuk
melipat 7 lapis bumi dan naik turun ke 7
lapis langit (mi’raj). Dengan Alif , titik yang
pada mulanya perbendaharaan tersembunyi
kemudian tampak dan turun agar dikenal
lewat ciptaanNya begitupun mahluk dikenal
lewatnya dan di nisbatkan kepadaNya.
Itulah Kholifah yang membawa “AMANAH”.
Karena dengan nama ALLAH itu adalah
BISMI dan ALLAHU,
Allahu itu adalah Alif,Lam,Ha. Alif lam yang
di maksud adalah LAHU = BAGINYA. JAdi
Allahu adalah Alif lam baginya (untuknya)
ARAHMAN = Alif,Ra,Ha,Mim,Nun
maksudnya Alif dan Lam itu rahman
demikian juga dengan RAHIIM.
Jadi Alif lam itu seperti halnya cahaya
matahari dan rembulan, yang memberi dan
menyayangi tanpa syarat. Alif Lam dalam
diriku adalah keadaan TUBADIL dalam
sholat. Jadi Alif Lam itu dalam tiap-tiap
sebutan ARRAHMAN ARRAHIIM…..dst.
Seperti halnya mustaqim/jalan yang lurus
dimana terdapat pada diriku yang sempurna
sholat.
Yaitu ketika aku menginjak maqom tubadil
seperti halnya takbiratul ikhram yang
mukharanah (sempurna, dimana lafazh
Allah dlm takbirotul ikhram sholat di
panjangkan tanpa ada batasan hukum mad
2 harakat sebagai bentuk keagunganNya).
Berbeda dengan kata “INNA” yg artinya
“sesungguhnya” begitu diberi alif sebagai
perpanjangan dari huruf nun, maka berubah
menjadi jamak/banyak, “innaa” artinya
“sesungguhnya kami”.
Begitu juga “Qul” yg artinya “katakan”,
begitu diberi nun dan alif sebagai
perpanjangannya, maka berubah menjadi
jamak/banyak , “Qulnaa” yg artinya kami
berfirman.jadi perubahan dari tunggal
menjadi jamak karena adanya imbuhan
huruf yg disesuaikan maksud dan
tujuannya, bukannya unsur yg memerintah
(Allah) yg menjadi jamak. Subyek = Yang
Memerintah tetap TunggalObyek = Maksud
dan Tujuan yang menjadi jamak.
Maka AllAH pun Sholat, sedangkan manusia
tiada sedikitpun kekuatan sehingga ikut
andil dalam perkara sekecil apapun
terhadap dirinya. Karna di satu sisi hamba
diperkenankan memilih jalan untuk dirinya
tapi waktu yang sama ia harus masuk
kepada ketetapanNya. Karna Huruf memiliki
tampilan, bahasa dan memiliki aspek lahir
dan bathin.
Aspek lahirnya berupa nama dan bentuknya.
Aspek bathinnya berupa makna rahasiaNya.
Batasnya adalah uraian dari hukum-
hukumNya. Serta tampilanNya adalah
penyaksian dan penyingkapan. Seluruh
struktur susunan alam semesta itulah yang
dinamakan pula sebagai Alif.
Jikalau dikaji selanjutnya maka hakikat
dakwat pula adalah cecair, sedangkan
hakikat cecair adalah debu-debu, dan
hakikat debu-debu adalah unsur-unsur
(atom) dan hakikat unsur adalah Cahaya
Allah.
Sedangkan Gelap (tidak diketahui) ialah
Cahaya Dzat, …. dalam gelap itulah adalah
‘Air Kehidupan’ (Yang Menghidupkan).
Sebagai misalan, ….jika anda melihat
kepada dakwat, maka dengan sendirinya
huruf hilang,…
dan jika anda melihat huruf , maka dakwat
hilang…
Sejajar dengan itu cuba difikirkan pula:
Jika ana ada Dia tiada, … dan jika Dia ada
ana pula tiada…
“Ketahuilah, barangsiapa di berikan
pengetahuan tentang Alif dan
mengamalkannya, maka telah diberi
pengetahuan tentang rahasia tauhid
Wahdaniyah (keesaan) dan naik menuju
rahasia Ahadiah (kewujudan)

0 komentar:

Posting Komentar