Jumat, 14 Februari 2014

ABU GUNUNG KELUD

Pagi yang cerah tak seperti biasanya
Rintik-rintik hujan mengiringi pagi nan cerah
BUkan rintik-rintik air yang jatuh ke Bumi
Tapi rintik-rintik Abu yang mengotori Bumi
Negeri ini memang "di tengah bencana"
Tak henti silih berganti Bencana menerjang
bumi ini
Dalam Radius Ratusan kilimoeter dari Gunung
Kelud di sekitar kediri
Abu pun sampai di daerah yogyakarta
Apakah bencana hanya difahami sebagai
"proses alam"
Atau difahami hanya karena negeri ini dalam
sebuah sabuk pasifik
Padahal Bencana adalah sebuah peringatan
Bagi mereka yang menyadari akan jati diri
Negeri ini dipenuhi oleh pemimpin yang "tak
berbudi"
Mengaku "paling berbudi" padahal hanya
strategi
Dalam kepura-puraan yang penuh "kebusukan"
Tak lagi dekat dengan Sang Maha Cahaya
Hawa Nafsu menjadi Raja
Disembah dan dipuja
Padahal ia bukan "sumber cahaya"
Tapi ia adalah sumber malapetaka
Raja besar dari Kediri pernah Berkuasa
Sang Jayabaya pembuat "praduga" di negeri ini
7 Gunung meletus dalam tahun yang sama
Diikuti oleh Kitab Praduga oleh Sang Sunan Giri
Hanya "Sang pembuat Cahaya" saja yang
layak dipuja
Dikira sumber cahaya padahal hanyalah
"sumber petaka"
Setan dan Jin dikira Tuhannya
Padahal ia adalah pembuat petaka

0 komentar:

Posting Komentar